VIDEO TESTIMONI PRODUK KESEHATAN



0858-4864- 7172 obat lumpuh herbal NASA Kelumpuhan adalah kehilangan kemampuan menggerakkan salah satu otot tubuh atau lebih untuk sementara waktu atau bahkan secara permanen. Kelumpuhan bisa total, di mana tidak ada gerakan sama sekali pada otot yang bermasalah, atau hanya secara parsial, yang mana otot tersebut masih dapat bergerak namun gerakannya terbatas atau lemah. Kelumpuhan bisa fokal pada salah satu bagian tubuh saja, atau menyeluruh, mengenai seluruh otot tubuh. Kelumpuhan juga bisa terjadi mendadak atau bertahap, dengan atau tanpa didahului gangguan sensorik seperti kesemutan dan mati rasa. Penyebab Kelumpuhan Kelumpuhan dapat terjadi karena faktor bawaan lahir atau kondisi medis tertentu. Cedera juga dapat menjadi salah satu alasan seseorang menjadi lumpuh, misalnya karena kecelakaan atau tindakan operasi. Salah satu kelainan yang dapat menyebabkan kelumpuhan adalah celebral palsy. Celebral palsy adalah kelainan pada otak, bisa karena gangguan dalam proses perkembangannya saat dalam kandungan, atau karena terjadi cedera pada otak saat proses kelahiran atau setelahnya. Kelainan ini menyebabkan gangguan dalam pergerakan dan sistem koordinasi anak. Cerebral palsy dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti infeksi saat kehamilan, kelainan pada pertumbuhan otak janin, perdarahan otak, kelahiran prematur, atau proses melahirkan yang sulit. Kondisi medis lain yang dapat menyebabkan kelumpuhan di antaranya adalah: • Stroke. Pada stroke terdapat gangguan aliran darah pada otak. Bagian otak yang aliran darahnya terganggu akan kekurangan oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk bekerja, sehingga terjadi kerusakan sel-sel di area tersebut, yang kemudian menyebabkan kelumpuhan. • Multiple sclerosis. Kerusakan saraf akibat reaksi abnormal pada sistem kekebalan tubuh yang menyerang selaput pelindung saraf (mielin). Kondisi ini dapat mengganggu aliran sinyal yang dikirim dari dan menuju otak. • Cedera otak. Cedera yang disebabkan oleh benturan keras pada tengkorak dapat merusak pembuluh darah, otot, dan saraf pada otak. Umumnya, seseorang akan mengalami kelumpuhan pada bagian kiri tubuh jika kerusakan terjadi pada bagian kanan otak, dan kelumpuhan bagian kanan saat otak kiri yang rusak. • Cedera saraf tulang belakang. Saraf tulang belakang adalah bagian dari sistem saraf utama tubuh, dan menjadi saraf utama yang mengalirkan sinyal dari dan menuju otak serta tubuh secara keseluruhan. Tingkat keparahan kelumpuhan yang terjadi akan tergantung dari lokasi cedera atau kerusakan yang dialami. Semakin dekat dengan leher, maka semakin parah juga kondisinya. Dalam kondisi patah tulang leher, penderita mungkin akan mengalami kelumpuhan yang dapat mengakibatkan fungsi paru dan otot-otot pernapasan terganggu. Selain itu, ada juga beberapa kelainan genetik dan penyakit lain yang jarang terjadi namun dapat menyebabkan kelumpuhan, seperti: • Kanker, meliputi kanker otak atau kanker yang tersebar dari organ tubuh lainnya hingga menyerang otak atau saraf tulang belakang. • Sindrom pasca polio, terjadi saat virus polio merusak sel saraf motorik (motor neurons), yang berfungsi untuk pergerakan. • Neurofibromatosis, kelainan genetik yang mengakibatkan pertumbuhan tumor pada saraf, mulai dari saraf otak hingga saraf tulang belakang. • Penyakit Motor Neuron, suatu penyakit di mana sel saraf pada otak dan tulang punggung mengalami degenerasi dan kehilangan fungsinya. • Spina bifida, kelainan bawaan lahir yang mempengaruhi perkembangan tulang belakang dan sistem saraf. • Penyakit Lyme, disebabkan oleh infeksi bakteri yang ditularkan oleh kutu. Pada saat menghisap darah, kutu tersebut memasukkan bakteri ke dalam darah yang dapat menyebabkan kerusakan saraf dan kelumpuhan sementara pada otot wajah. • Sindrom Guillain-Barre, terjadi reaksi abnormal dari sistem kekebalan tubuh yang menyerang saraf tepi dan menimbulkan peradangan. • Ataksia Friedreich, ketidakmampuan tubuh memproduksi protein frataxin, protein yang bertugas mengatur aliran zat besi dalam sel saraf, yang disebabkan karena terjadinya mutasi pada gen GAA. Pada kelainan ini terjadi penumpukan zat besi di dalam sel saraf yang kemudian menyebabkan kerusakan sel.

Komentar